K-On Mio Akiyama

Sunday, August 1, 2010

Waiting For You 2

Author : Sefriska Talitakum Maria
Categories : FanFiction/Kpop/SHINee
Chapter : 2

Story :
Lagu Sorry-Sorry Super Junior terdengar memenuhi ruangan itu. Seohyun mengambil ponselnya. Ia menatap layar ponselnya.

Ia tertegun saat menatap layar ponselnya.
Buat apa lagi orang ini meneleponnya?
Seohyun pun membiarkan ponselnya bordering terus hingga berhenti. Kemudian ia mematikan ponselnya. Seohyun menghembuskan nafas lega.
Kim Yuri yang merupakan teman Seohyun bingung melihat tingkah laku Seohyun. Ia mengangkat sebelah alisnya kemudian bertanya, “ Siapa yang menelepon? “
Seohyun mendesah keras. Kemudian ia menjawab pertanyaan Yuri. “Dia…” Jawab Seohyun singkat.
Wajah Yuri terlihat bingung, dan sepertinya ia sedang berpikir keras. “Dia? Dia Siapa? Kumohon jawab yang jelas Seohyun.” tanya Yuri penasaran.
Seohyun mendesah keras lagi. Lalu ia membaringkan dirinya di tempat tidurnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Kemudian ia menjawab pertanyaan Yuri karena sepertinya Ia terlihat sangat penasaran. “Dia… Mantan namjachingu ku.”
Yuri yang berada di meja belajar Seohyun Nampak tersenyum. “Oh….” Kemudian ia tertawa kecil. “Buat apalagi ia meneleponmu? Sekarang kan dia artis yang pasti dikelilingi dengan yeoja cantik.”
“entahlah…” jawab Seohyun.
“Mungkin dia amsih mengharapkan dirimu.”kata Yuri sambil tertawa kecil.
Seohyun terkejut mendengar ucapan Yuri. Ia menengok ke arah Yuri, kemudian ia menyipitkan matanya yang memang sudah sipit. Yuri hanya terduduk lemas di tempat duduknya sambil memaksakan seulas senyum.

***

Minho menatap cemas layar ponselnya. Ibu jari tangannya masih menekan tombol-tombol yang ada di ponselnya. Setelah selesai, ia menempelkan ponselnya di telinganya.
Tidak tersambung lagi. Minho makin cemas sekaligus kesal karena teleponnya tidak di angkat. Tanpa berpikir panjang ia melemparkan ponselnya ke sofa yang ada di dekatnya.
Tak lama kemudian terdengar suara jeritan seorang namja. Minho langsung menengok mencari sumber suara.
Saat melihat sosok namja yang menjerit tadi, Minho langsung tidak bisa menahan rasa tawanya.
“aigoo ! Sakit sekali Hyong! Kau benar-benar tidak punya perasaan!” kata Taemin sambil memegang kepalanya yang tadi terkena lemparan ponsel Minho.
Mnho langsung beranjak dari tempatnya dan menuju ke tempat Taemin duduk.
“Jeongmal Mianhae Taemin. Gwaenchana?” kata Minho sambil mereaba-raba kepala Taemin yang terkena ponselnya dengan tangannya.
Taemin langsung menyingkirkan tangan Minho dari kepalanya sambil mendesah keras. “Jelas-jelas sakit begini tau Hyong! Kau masih menanyakan padaku gwaenchana?” bentak Taemin pada Minho.
“Mianhae Taemin. Jeongmal Mianhae.” Kata Minho sambil menunjukkan puppy eyes nya.
“Aigoo! Jangan tunjukkan hal itu padaku! Aishh~”jawab Taemin sambil menutupi wajah Minho dengan kedua tangannya. “Baiklah Hyong, aku maafkan asal kau tidak memperlihatkan wajah itu lagi!”
“Baik . Gomawo Taemin.” Seru Minho dengan girangnya pada Taemin.
“Kalian berdua ini rebut terus dari tadi. Apa yang terjadi?” Tanya Jonghyun penasaran pada Minho dan Taemin. Kemudian terdengar satu suara lagi dari lantai dua. “Jangan berisik! Tidurku jadi terganggu!” teriak Onew dari atas.
“Mianhae Hyong! Teriak Minho dengan nada yang agak menjengkelkan.
Suasana jadi hening sejenak. Tak lama kemudian Taemin angkat bicara, “tadi Minho melempar ponselnya kemudian mengenai kepalaku. Sakit sekali! Jadinya aku teriak. Begitu Hyong.” Jawab Taemin menanggapi pertanyaan Jonghyun.
Suasana menjadi hening lagi. Tidak ada seorangpun yang berbicara. Kemudian Minho mengambil remote TV dan menyalakan TV dengan cueknya tanpa menghiraukan orang-orang yang ada di sekitarnya.
“Ada apa dengannya?” bisik Jonghyun pada Taemin. Namun Minho masih dapat mendengarnya karena mereka berada tidak jauh darinya.
“Sepertinya dia sedang kesal dengan seseorang. Tadi aku lihat dia menelepon seseorang berkali-kali, tapi sepertinya tidak diangkat. Mungkin itu penyebab kenapa Hyong melempar ponselnya tadi.” Jawab Taemin sambil berbisik, tapi Minho masih dapat mendengar tiap perkataan Taemin dengan jelas. Minho sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan Jonghyun dan Taemin oleh karena itu ia mengencangkan volume TV nya.
Tiba-tiba Minho merasa seseorang mendekatinya. Minho pun menoleh. Ternyata dugaannya salah. Yang datang bukan hanya satu orang tetapi dua orang. Taemin dan Jonghyun.
“Memangnya tadi yang menelepon siapa Hyong?” Tanya Taemin penasaran.
“Seohyun yah?” Tanya Jonghyun dengan nada menggoda pada Minho.
Dugaan buruk Minho menjadi kenyataan. Lama kelamaan mereka pasti akan membicarakan Seohyun.
“Iya.” Jawab Minho singkat. Nada bicaranya juga terdengar membosankan. Minho segera mengambil remote TV dan mematikan TV yang tadi dinyalakannya.
“Kau masih mengharapkannya? Setelah apa yang telah dilakukannya padamu?” Tanya Jonghyun yang masih penasaran. Kemudian ia beranjak dari tempatnya bersama Taemin dan Minho menuju ke Grand Piano putih kesayangannya. Lalu duduk di kursi di hadapan Grand Piano nya.
“Entahlah. Tapi tadi aku hanya ingin menanyakan kabarnya, bukan berarti aku masih mengharapkannya.” Jawab Minho menanggapi pertanyaan Jonghyun.
Suasana menjadi hening sejenak. Tak lama kemudian Onew turun dari lantai atas.
Begitu tiba di lantai dasar, Onew langsung menduduki sofa yang tadi diduduki Taemin. Kemudian ia memandang Jonghyun, Taemin dan Minho secara bergantian. Lalu ia berkata, “kenapa kalian diam saja? Padahal daritadi kaian rebut terus sambil membicarakan Seohyun.”
Minho tertegun mendengar ucapan Onew tadi. Bagaimana dia bisa tahu? Aneh.
“Tadi aku terbangun mendengar teriakan Taemin. Aku penasaran apa yang terjadi. Akupun memutuskan untuk mencari tahu dengan cara mendengarkan pembicaraan kalian diam-diam, walaupun agak sulit karena seseorang menyalakan TV kencang sekali. Tapi aku sempat menangkap satu kata yaitu Seohyun.” Kata Onew menjelaskan mengapa ia bisa mengetahui pembicaraan antara Taemin, Jonghyun dan Minho. Sepertinya Minho sudah menyuarakan pikirannya tadi, karena Onew tidak mungkin mau menjelaskan sesuatu panjang lebar kalau tidak ditanya.
Tiba-tiba terdengar suara bel pintu. Minho bergegas membukakan pintu. Dilihatnya sosok seorang namja berpakaian T-Shirt putih dengan jeans. Namja itu juga memakai topi kuning dan kacamata hitam. Namja itu terlihat sedang menggenggam tas belanjaan. Tidak butuh waktu lama untuk Minho mengenali namja yang berada dihadapannya.
“Nuguseyo?” teriak Jonghyun dari dalam dengan santainya.
“Key!” teriak Key dengan kencangnya. Membuat Minho yang ada dihadapannya merasa sakit telinganya. Sepertinya Key sedang senang sampai-sampai ia semangat sekali.
Melihat banyaknya tas plastic yang dibawa Key, Minho langsung mengambil beberapa tas plastic berisi makanan yang dibeli Key. Kemudian ia berbalik dan berjalan ke dapur sambil berkata, “Aigoo! Umma, tidak perlu teriak sekencang tadi! Telingaku jadi sakit!”
Key tertawa mendengar ucapan Minho, kemudian ia berkata, “Mianhae!” lalu dilanjutkan suara tawa nya lagi.
Setelah menaruh barang bawaan Key di dapur, Minho kembali berkumpul dengan yang lainnya di ruang tengah. Ternyata Key sudah duduk santai di sofa. Key Nampak sedang memegang sebuah majalah.
“Hey! Kita masuk majalah lagi. Lihat ini !” seru Key sambil memperlihatkan sampul depan sebuah majalah pada teman-temannya, termasuk Minho.
Dalam sampul depan majalah itu Nampak dengan jelas foto-foto Onew, Taemin, Jonghyun, Minho dan Key. Dibawah foto mereka terdapat tulisan ‘SHINee’.
Sebenarnya mereka berlima adalah artis, tepatnya grup boyband yang baru berdiri selama dua tahun di Korea.
Minho tersenyum melihat foto itu. Ia masih ingat kapan foto itu diambil.
“oh ya!” suara Key menyentakkan Minho kembali ke dunia nyata.
“tadi aku bertemu dengan Soon Hae di mall.” Kata Key melanjutkan ucapannya tadi, lalu ia menambahkan, “Masih ingatkan?”
“Kau kira kita ini sudah berumur seratus tahun?” sahut Onew, mencoba membuat lelucon.
“Onew Condition mulai lagi.” Sahut Jonghyun dengan santai menanggapi lelucon Onew yang mereka anggap tidak lucu.
“Lanjutkan ucapanmu Ki Bum” sahut Minho.
Key tersenyum kemudian ia menghela nafas panjang dan melanjutkan ceritanya yang terpotong tadi.

***

Aigoo … Seon Yi itu keterlaluan sekali! Dia menyuruhku belanja sebanyak ini sendirian. Lihat saja nanti aku akan membalasnya.
“Hei! Kalau jalan lihat-lihat!” bentak seseorang dihadapanku. Ya ampun, ternyata tadi aku sudah menabrak orang?
“mianhae. Jeongmal Mianhae.” Kataku sambil berlalu dari orang itu. Aku takut kalau aku berlama-lama disana orang itu akan memarahiku.
Tiba-tiba aku merasa seseorang memegang tanganku. Oh Tuhan, jangan sampai orang yang tadi lagi.
“Soon Hae, benarkah ini kau?” Tanya orang itu. Ternyata memang dia. Aku tetap berdiri membelakanginya. Tai, kenapa dia mengetahui namaku? Akupun membalikkan tubuhku, untuk mencoba melihat siapa dia.
Orang ini aneh. Dia memakai topi dan kacamata. Seolah ingin menyembunyikan indetitasnya. Aku hanya menunjukkan senyum terpaksaku padanya.
“Ya, ini aku. Kau siapa? “ tanyaku dengan sinisnya. Kemudian tanganku ditarik lagi olehnya. Ia membawaku ke sudut ruangan mal itu. Apa maksud ini?
Akupun memberontak, mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya. Namun usahaku sia-sia. Orang itu mempererat genggamannya dan semakin membuat aku tidak bisa bergerak.
Perlahan ia melepaskan genggamannya. Ini saat yang tepat untuk melarikan diri. Tapi belum sempat aku melangkah, orang ini sudah menginjak kakiku terlebih dahulu. Sial, kakiku sangat sakit.
“Mianhae. Ini aku Ki Bum.”
Aku mengangkat alis sebelahku, kemudian menyipitkan mataku. Kibum? Siapa dia? Aku tidak kenal orang ini.
Kemudian orang itu tertawa kecil. Memangnya ada yang lucu? Lalu ia berkata, “aku Kim Kibum, itu nama asliku, aku lupa, saat kita berkenalan aku menggunakan nama panggilanku, Key. Pantas saja kau tidak tahu.”
“OMO !! KEY!!” kataku sambil berteriak. Membuat beberapa pengunjung mal yang mayoritas remaja putrid menoleh kea rah kami. Dalam sekejap Key langsung membekap mulutku lalu membawa aku keluar dari mal itu. Ia menuju ke arah sebuah mobil, lalu menyuruhku masuk ke dalamnya. Mungkin ini miliknya, akupun menurut saja. Key ikut masuk.
Aku melihat Key Nampak sangat lelah. Kemudian ia melepaskan kacamata dan topi yang dipakainya sejak tadi. Lalu ia mengeluarkan sebuah majalah dan memberinya padaku.
“Untukku?” tanyaku pada Key.
Key menoleh lalu tersenyum, “ya, ambil saja. Tadi aku beli dua.”
Mwo? Beli dua? Apa dia ini maniak majalah?
“Bukan…” sahut Key sambil tertawa. Apanya yang bukan?
“aku bukan maniak majalah, yang satu itu aku beli untuk Jonghyun, tapi kalau kau mau ya sudah, ambil saja. Jonghyun tidak akan keberatan.”
“Hey! Bagaimana kau tau pemikiranku?” tanyaku penasaran pada Key.
Key tertawa lagi, kemudian berkata, “sepertinya kau sudah menyuarakan pikiranmu tadi.”
Oh tidak. Ini gila! Aku takut jika aku melukai perasaannya. Tapi yasudahlah, dia tidak marah ini. Aku menoleh ke arahnya. Orang ini aneh. Daritadi di dalam mobil tapi belum menyalakannya.
“Mwo?” Tanya Key sambil mengangkat kepalanya. Aku jadi salah tingkah karena melihatnya daritadi. Aku harus mencari jawaban yang masuk akal untuk menjawab pertanyaannya.
Sial, jawaban apa yang tepat? Semakin lama Key bisa mebuatku gila. Tapi,…., ah! Aku tau!
“Itu, tadi kau kenapa seperti orang ketakutan? Seakan kau baru saja bertindak criminal.”
“Semuanya karena kau!”
Apa? Karena kau? Orang ini benar-benar keterlaluan! Tapi aku memilih untuk tidak bersuara, karena sepertinya ia ingin menjelaskan ucapannya.
“aku tau di mal itu banyak shiny world ! tapi kau malah meneriakkan nama panggungku kencang-kencang, membuat mereka menoleh kea rah kita.” Lanjut Key menjelaskan. Namun aku tetap tidak mengerti apa maksudnya. Shiny World itu apa? Apa maksudnya dunia yang terang? Kemudian nama panggung. Memangnya dia itu artis sampai memiliki nama panggung?
Aku pun menjadi penasaran. Kucoba beranikan diri untuk bertanya padanya.
“Shiny World? Maksudmu dunia yang terang? Kemudian nama panggung, kau kira kau ini artis?” tanyaku dengan suara yang cukup keras, terutama pada bagian akhir. Kulihat Key nampaknya kaget dengan pertanyaanku.
“bukan shiny yang itu, tapi S-H-I-N-e-e ! SHINee World itu nama fansclub kami. Lagipula kau ini orang Korea atau bukan? Memangnya kau tidak tau kalau aku ini artis? Tepatnya penyanyi?
“MWO??? Kau artis? Biar ku tebak grup mu pasti SHINee itu ya? Aku baru tau.”
“ Kau baru tau?” Tanya Key dengan ekspresi yang membuatku ingin tertawa. Matanya melebar dan mulutnya tidak mau tertutup.
“Serius. Aku tidak tau.”
“pantas saja kemarin kalian tidak meloncat-loncat kegirangan saat berkenalan dengan kami. Anak aneh. Kalian tinggal di desa terpencil ya?”
“enak saja! Aku tidak tinggal di desa terpencil, begitu juga dengan Eun Ri, Seon Yi, Yeo Ni dan Young Mi!” sahutku kesal karena Key mengatakan aku dan teman-temanku tinggal di desa terpencil.
“Lima tahun yang lalu aku pindah ke Amerika. Dan baru kembali ke Seoul minggu lalu. Dan selama aku tinggal di Seoul – maksudku dari dulu – aku tidak pernah mendengar grup SHINee, yang aku tau yah DBSK.” Lanjutku menjelaskan bahwa aku tidak berasal dari desa terpencil.
“Lalu bagaimana bisa kau bertemu dengan teman-temanmu?” Tanya Key yang sepertingya masih penasaran dengan kisah hidupku – mungkin lebih tepatnya kenapa aku dan teman-temanku bisa tidak mengetahui dirinya sebagai artis.
“Kami bertemu di SMP.” Jawabku singkat. Aku jadi kembali teringat masa-masa itu. Betapa bahagianya aku bertemu teman sesame orang Korea di Amerika. Sejak saat itu kami – maksudku aku, Eun Ri, Seon Yi, Yeo Ni dan Young Mi berteman baik.
“Soon Hae…” terdengar suara seorang namja memanggilku. Tapi siapa? Sepertinya aku kenal suara ini.
“Soon Hae …” suara itu terdengar lagi kemudian namja itu menepuk bahuku membuat diriku terkejut.
Ternyata namja itu Key. Aku baru teringat kalau aku sedang berbicara dengannya.
“eh..mwo? mianhae…”
“kau ini kenapa? Kau tidak tau, daritadi aku sudah merasa seram denganmu. Pandanganmu menerawang, lalu tiba-tiba kau tersenyum sambil tertawa kecil. Jangan-jangan sekarang kau sudah jadi gila?” Tanya Key dengan penjelasan yang panjang.
“Oh..Aniyo. Mana mungkin aku gila! Tadi aku sedang memikirkan sesuatu.” Jawabku pada Key.
“Baguslah kalau begitu, tapi aku sarankan sebaiknya jangan melakukan hal itu lagi dihadapanku…” Key tersenyum kepadaku kemudian kembali menatap kedepan sambil menyalakan mobilnya.
“…kalau tidak, aku tidak mau dekat-dekat denganmu lagi.” Lanjut Key masih tetap tersenyum.
“dekat?” tanyaku heran menanggapi ucapan Key.
Key tertawa kemudian memegang keningnya. “Oh…ya…tidak…tidak…tidak..
bukan itu maksudku.” Ucap Key yang sepertinya sudah salah tingkah.
“Sudahlah…jangan memperpanjang masalah dekat lagi. Kalau kita berdebat terus kapan kita akan pulang?” lanjut Key yang jelas-jelas ingin mengalihkan pembicaraan. Namun menurutku masih ada satu kata yang terasa aneh.
“Kita?” tanyaku pada Key. Nampak Key yang terlihat salah tingkah lagi.
“Dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu.” Tanya Key kembali mengalihkan pembicaraan. Tapi tak apalah, aku juga ingin cepat-cepat pulang.
“Aku tidak akan pulang ke rumahku. Aku harus pergi ke rumah Seon Yi terlebih dahulu.”
“Oh, baiklah. Dimana rumahnya?” Tanya Key. Akupun menyebutkan alamat rumahnya. Key segera mengatarkanku kesana.

***

Pintu rumah Seon Yi tiba-tiba terbuka. Membuat Eun Ri, Seon Yi, Yeo Ni dan Young Mi terkejut. Nampak sosok Choi Soon Hae dibalik pintu. Sepertinya dia baru selesai berbelanja, karena ia membawa beberapa tas plastik. Eun Ri pun tergerak hatinya untuk membantu Soon Hae.
“gomawoyo.” Bisik Soon Hae pada Eun Ri sambil memberikan tas plastik yang dibawanya pada Eun Ri.
Eun Ri tersenyum kemudian membalas, “ne..cheonmaneyo.” lalu ia berjalan ke dapur untuk menaruh semua belanjaan Soon Hae. Begitu kembali dari dapur ia berkumpul lagi dengan teman-temannya.
Di ruang tamu ia melihat teman-temannya sedang membaca sebuah majalah bersama. Rasa penasaran Eun Ri pun bangkit. Kemudian ia berjalan mendatangi mereka lalu mengambil paksa majalah yang sedang mereka baca. Membuat Young Mi kesal.
“HEI !!!” bentak Young Mi pada Eun Ri sambil berusaha mengambil kembali majalah yang direebut Eun Ri. Tapi Eun Ri tidak mengizinkannya.
“Aku mau baca dulu.” Kata Eun RI lalu ia duduk disebelah mereka.
Eun Ri melihat cover depan majalah itu dengan seksama. Nampak lima orang namja yang kelihatannya tidak asing bagi dirinya. Lalu di bagian bawahnya tertulis “SHINee”. Sepertinya mereka adalah sebuah group Boyband.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu, “coba lihat ini! Mereka mirip Onew, Taemin, Jonghyun, Minho dan Key yah ?” Tanya Eun RI sambil menunjukkan cover majalah itu pada teman-temannya.
“Memang itu mereka.” Jawab Seon Yi dengan santainya.
“MWO ??? GOJITMAL !!!”Tanya Eunri yang terkejut. Eunri tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia merasa aneh kalau memang begitu kenyataannya.
Eunri pun membuka majalah itu untuk mencari tahu kebenaran. Tidak disangka, ternyata ucapan teman-temannya benar. Eunri tertarik dengan halaman yang membahas tentang pradebut mereka.
Eunri tidak dapat bernafas. Ia terkejut saat melihat foto masa kecil seorang member SHINee, namun sayangnya tidak ada nama yang tercantum pada foto itu. Eunri yakin ia kenal orang itu.

to be continue

-------------------------------------------------------------------------------------------------

NOTE! THE NAMES OF CHARACTER THAT BELONG TO THE REAL 'ARTISTS' ONLY SHINEE's-MEMBERS' NAMES 'CAUSE THIS IS FANFICTION THAT BELONGS TO SHINEE. EXCEPT SHINEE's-MEMBERS' NAMES, IT'S ALL JUST FAKE. THANKS. 


TAKE OUT WITH FULL CREDITS. DON'T DO ANY PLAGIARISM!!!

Waiting For You 1

Author : Sefriska Talitakum Maria
Chapter : 1
Categories : FanFiction/KPop/SHINee
Genre : Friendship, Romance
Cast and Cameo : • SHINee member
• Kim Eunri
• Park Seon Yi
• Choi Soon Hae
• Kim Young Mi
• Park Yeo Ni
• Kim YuRi
• Kang Seohyun
• Jung Yonghwa

Story :

“Jadi ini tempat kuliah kita ?”
Yeoja itu masih tetap berdiri terpatung di tempatnya tanpa menghiraukan suara teman nya. Dia hanya terus memandangi gedung besar dihadapan nya.
“annyeonghaseyo?! Eun Ri ssi, kau kenapa?” Ia mengguncang-guncang tubuh yeoja yang bernama Eun Ri itu. Eun RI pun tersentak dari lamunannya. Eun Ri tersenyum kecil sambil menggaruk kepanya yang tidak gatal – hal itu merupakan salah satu kebiasaan Eun Ri – lalu berkata, “Mianhae Seon Yi , tadi kau bilang apa?”
Yeoja yang dipanggil Seon Yi itu tertawa kecil sambil menepuk bahu Eun Ri. “Dasar kau ini! Ternyata kau tidak mendengarkan aku!”
Tiba-tiba terdengar suara tawa. Bukan suara Eun Ri maupun Seon Yi. Mereka berdua pun menengok kearah suara itu. Nampak tiga orang yeoja yang kira-kira seumur dengan mereka.
“ Kau seperti tidak tau Eun Ri saja Seon Yi ! Melamun itu sudah menjadi kebiasan – bahkan kewajiban mungkin – bagi Eun Ri !”
“ Melamun itu tidak baik lho! “
“ Ye ! Setuju ! “ sahut mereka bertiga secara bergantian. Mereka adalah Park Yeo Ni, Kim Youn Mi dan Choi Soon Hae. Kim Eun Ri dan Park Seon Yi merupakan sahabat mereka bertiga. Kelima yeoja itu sudah bersahabat sejak SMP.
Eun Ri kembali tersenyum. “ Oh, ada kalian. Yeo Ni, kau ini !” Ia melirik ke arah Yeo Ni, kemudian beralih pada Seon Yi. “ Mianhae Seon Yi, jadi tadi kau bicara apa ? “
“ Tadi aku bertanya, ‘Jadi ini tempat kuliah kita?’”
Terdengar suara tawa lagi. Kali ini bukan Yeo Ni yang tertawa , melainkan Soon Hae. “ Babo ! Kalau tidak , buat apa kita datang ke sini sambil membawa buku-buku pelajaran ? “
Seon Yi langsung memasang tampang ‘bad mood’nya, lalu berkata , “WHATEVER!” dengan nada yang cukup tinggi .
Teman-teman Seon Yi sudah tau, apa yang akan terjadi kalau Soon Hae sudah memulai perdebatan dengan Seon Yi. Apalagi kalau Seon Yi sudah mulai ‘bad mood’. Soon Hae dan Seon Yi akan berdebat panjang lebar tanpa ujungnya. Dan hal itu sering terjadi. Young Mi pun mengejek mereka berdua, “Mulai lagi…..ckckck”
“ Aku tidak mau kita terlambat masuk kelas karena tingkah laku kalian berdua! Sudahlah! “ sambung Yeo Ni .
Dengan cuek nya Eun Ri menjawab pertanyaan Seon Yi yang sempat terlupakan. Ia tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi sekarang. “Ne, kau benar Seon Yi. Aku tidak menyangka kalau kita bias masuk di Universitas terbaik di Korea.”
Entah bagaimana, kalimat yang di ucapkan Eun Ri dengan nada yang agak menjengkelkan, dapat membuat perdebatan Seon Yi dan Soon Hae terhenti. Eun Ri memang dikenal jago membuat Seon Yi dan Soon Hae berhenti berdebat .
“Aku juga tidak menyangka nya. “ sahut Yong Mi sambil tersenyum. Kemudian ia melihat jam tangan nya. Sudah hamper jam delapan. “ Ngomong-ngomong , sebaiknya kita mencari kelas kita sekarang! Ini sudah hamper jam delapan, bisa-bisa kita terlambat masuk kelas. “
“Ne, tapi dimana kelas kita? “ kata Soon Hae menanggapi ucapan Young Mi .
Perkataan Soon Hae ada benarnya juga . Mereka masih mahasiswi baru, sehingga mereka masih belum mengetahui tata letak universitas tersebut. Apalagi universitas itu sangat besar.
Eun RI tampak berpikir keras, kemudian ia menjawab pertanyaan Soon Hae. “ Aku tidak tau ! Kita coba saja mengelilingi kampus ini. Mungkin bisa ketemu. “
“mwo ? “
“mwo ? “
“mwo ? “
“mwo ? “
Teriak Seon Yi , Yeo Ni, Young Mi dan Soon Hae secara bersamaan.
“What’s wrong ? Daripada kita hanya diam di taman ?! “ bela Eun Ri .
Young Mi mendekati Eun Ri. Ia menunjukkan jam tangannya tepat dihadapan wajah Eun Ri. Lalu membelalakan matanya yang bulat. Merupakan salah satu andalannya untuk memarahi maupun menakuti orang. “Lihat ini ! Sepuluh menit lagi jam delapan Eun Ri ! Sedangkan kampus ini sangat besar. Dan kau mau kita membuang-buang waktu ?” Tanpa disadari Young Mi sudah berbicara dengan nada tinggi, dan nyaris terdengar seperti teriakan .

***

Kelima namja itu sedang berjalan santai di taman. Tak jauh dari mereka terdapat lima orang yeoja. Salah seorang dari mereka terlihat sedang marah sambil menunjukkan sesuatu yang ada di tangannya kepada yeoja yang satu lagi.
“Lihat ini ! Sepuluh menit lagi jam delapan Eun Ri ! Sedangkan kampus ini sangat besar. Dan kau mau kita membuang-buang waktu ?”
Tanpa disengaja, mereka mendengar suara salah seorang yeoja yang ada di sana. Dia sedang marah sambil berteriak, sehingga mereka dapat mendengar jelas ucapan yeoja itu.
“Hyong, apa kau tau siapa mereka?” Tanya salah seorang namja pada teman nya.
“ Aniyo Taemin. Mungkin mereka mahasiswi baru.” Jawab namja itu.
Namja yang dipanggil Taemin itu mengangguk. “sepertinya begitu Hyong. “
Namja yang dipanggil “Hyong” itu bernama Onew. Taemin memanggil Onew dengan sebutan ‘Hyong’ karena Onew lebih tua dari Taemin. Dari antara mereka berlima, Taeminlah yang paling muda, sedangkan Onew yang paling tua.
Onew tersenyum sambil melihat kea rah lima yeoja tersebut. Suasana hening sejenak. Tiba-tiba seorang namja yang bernama Kim Jonghyun angkat suara.
“ Aku tidak pernah melihat kelima yeoja yang ada di sana. Mahasiswi baru ya ? “ Kata Jonghyun sambil menunjuk ke arah lima yeoja yang dari tadi di bicarakan Onew dan Taemin.
Salah seorang namja mendesah keras dan memukul bahu Jonghyun, lalu berkata, “Babo! Kemana saja kau dari tadi ? Jangan-jangan kau sudah tuli ?”
Jonghyun mendecakkan lidahnya karena kesal. “Mianhae Key Umma. Daritadi aku serius memerhatikan salah satu yeoja yang ada disana. Jadinya aku tidak mendengarkan percakapan kalian. Jeongmal Mianhae.” Jonghyun berhenti sebentar. Kemudian bertanya lagi, “jadi, mereka adalah mahasiswi baru ya? “
Key hanya tersenyum samar. “Dasar kau ini Jonghyun ! Kau tertarik dengan salah satu yeoja yang ada disana ? “
Mendengar ucapan Key, Jonghyun hanya tersenyum kecil kemudian berkata, “ Entahlah…”
“ Daripada kalian penasaran, kenapa tidak kenalan saja dengan mereka? “ sahut Choi Minho yang ternyata sudah duduk di bangku taman yang ada di dekat mereka.
Onew , Taemin, Jonghyun dan Key saling bertatapan sesaat. Lalu mereka berempat mengangguk sebagai tanda menyetujui saran Minho. Tak butuk waktu lama bagi mereka untuk mendatangi kelima yeoja yang sudah membuat mereka penasaran.

***

Eun Ri mendesah keras, lalu menjatuhkan dirinya di bangku taman yang ada disebelahnya. “Baiklah Young Mi. “ kata Eun Ri sambil mengangkat kedua tangannya. “Aku menyerah. Tapia pa kau punya saran yang lebih baik dari saranku ? “ Tanya Eun Ri sambil tersenyum menantang.
Young Mi terdiam di tempatnya berdiri. Ia tidak punya saran yang lebih baik disbanding dengan saran Eun Ri.
Suasana menjadi hening dan mencekam, namun tidak berlangsung lama. Teriakan Yeo Ni yang histeris langsung mencairkan suasana sekitar. “Hey!! Lihat para namja yang keren-keren itu sedang mendatangi kita.!” Yeo Ni menunjuk ke arah lima namja yang dilihatnya. Eun Ri, Son Hae, Seon Yi, dan Young Mi melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Yeo Ni.
“ Kalau misalnya mereka para Son bae kita, kenapa kita tidak bertanya, sekalian minta tolong untuk mengantarkan kita ke kelas. Bagaimana ? “ suara Yeo Ni menyentakkan Eun Ri , Soon Hae , Seon Yi dan Young Mi dari keseriusan mereka memandangi kelima namja yang sedang datang kea rah mereka. Lalu salah seorang yang paling tinggi tersenyum dan melambai kea rah mereka. Tak lama kemudian kelima namja itu sudah berada di hadapan mereka. Saran Yeo Ni pun terlupakan begitu saja.
“ Annyeonghaseyo! Kalian mahasiswi baru ya? “ Tanya salah seorang namja yang memiliki badan tinggi dan mata bulat besar yang berbeda dari yang lainnya. Yeo Ni pun mengangguk menanggapi pertanyaan namja itu. Lalu namja itu tersenyum dan berkata, “Cheoneun Minho imnida.”
Yeo Ni membalas senyuman Minho dan berkata, “ Park Yeo Ni imnida. “ Kemudian ia menengok kea rah teman-temanya dan memperkenalkan mereka. “Ini teman-temanku…”
“ Kim Eun Ri imnida.”
“ Park Seon Yi imnida.”
“ Kim Young Mi imnida. “
“ Choi Soon Hae imnida.”
Minho kembali tersenyum. “dan ini teman-temanku…” kata Minho sambil menunjukkan teman-temannya.
“ Onew imnida.”
“ Lee Taemin imnida.”
“ Kim Jonghyun imnnida.”
“ Key imnida.”

***

Minho oppa kembali tersenyum. Sepertinya ia merupakan tipe orang yang mudah tersenyum. Tak lama kemudian ia memperkenalkan teman-temannya.
“ Onew imnida.”
“ Lee Taemin imnida.”
“ Kim Jonghyun imnnida.”
“ Key imnida.”
Namja itu…..
Kenapa Onew terasa tidak asing bagi Eun Ri ? Apa mungkin mereka pernah bertemu? Sepertinya tidak.
Kini Onew berdiri berhadapan dengan dirinya, kemudian tersenyum padanya. Eun Ri membalas senyuman Onew. Lalu ia menatap mata cokelat Onew yang teduh. Mereka saling bertatapan entah berapa lama.
Nafas Eun Ri tercekat. Matanya terbelalak. Ia teringat masa lalunya. Onew mirip dengan seorang anak laki-laki yang pernah menolong dirinya. Yang ditunggu-tunggunya selama bertahun-tahun. Anak laki-laki yang sudah menyelamatkan jiwanya di masa lalu. Anak laki-laki yang disukai Eun Ri.
Kejadian itu sudah berlangsung Sembilan tahun yang lalu. Saat itu Eun Ri masih berumur sepuluh tahun. Ia sedang bermain di taman dekat rumahnya. Taman itu terletak di dekat jalan utama perumahan tersebut. Dan jalan itu cukup ramai.
Salah seorang anak yang memusuhi Eun Ri mendatangi Eun Ri. Ia mengambil paksa tas Eun Ri, kemudian melempar nya ke tengah jalan. Eun Ri kesal. Tanpa berpikir panjang dan melihat-lihat, ia langsung berlari ke tengah jalan. Ternyata sebuah mobil sedang melaju kencang ke arahnya. Eun Ri berteriak sambil memeluk tasnya. Ia tidak bisa lari karena otaknya tiba-tiba saja sulit mencerna apa yang sedang terjadi. Kemudian ia merasakan seseorang memeluk dirinya dan tubuhnya seperti terjatuh di atas aspal. Kaki dan tangannya sepertinya terluka, karena darah terasa menetes keluar. Eun Ri baru membuka matanya karena selama kejadian tadi ia menutup matanya.
Saat ia membuka matanya, Eun Ri melihat sosok anank laki-laki yang terlihat sangat cemas. Anak itu sepertinya lebih tua dari dirinya. Eun Ri masih berada dalam dekapan anak itu. Kemudian anak itu membantu Eun RI duduk lalu ia memegang wajah Eun Ri dengan hati-hati.
“ Kau tidak apa-apa ? “ Tanya anak itu. Eun Ri pun mengangguk.
Anak laki-laki itu mencermati tubuh Eun Ri dari atas sampai ke bawah. “ Tangan dan kakimu terluka begini kau bilang tidak apa-apa? Mau ku obati ?” anak itu menyentuh tangan Eun Ri perlahan. “ Aniyo. Tidak usah oppa. “ jawab Eun Ri. Anak itu tersenyum. “sebaiknya kau ku obati. Nanti lukamu infeksi.” Eun Ri tersenyum samar, “Aniyo! Tidak usah oppa. Rumahku hanya dua ratus meter dari sini. Aku bisa pulang sendiri kemudian mengobati nya.” Jawab Eun Ri lagi. Namun sepertinya namja itu tidak menghiraukan kata-kata Eun Ri. “Rumah ku hanya seratus meter dari sini. Kau akan kubawa ke rumahku untuk diobati, lalu ku antar kau pulang.” Kata anak itu lagi. Kemudian ia menggendong tubuh Eun Ri secara perlahan, lalu membawa Eun Ri ke rumahnya.
Sampai sekarang Eun Ri tidak tau nama anak itu, karena dua hari setelah kejadian itu, keluarga Eun Ri sudah tidak tinggal di perumahan itu lagi.
“Eun Ri…?? Eun Ri…?? “ Suara lembut Seon Yi membawa Eun Ri kembali ke dunia nyata. Ternyata daritadi ia sudah melamun. Eun Ri tersenyum samar, lalu membungkukkan badannya sambil berkata, “Jeongmal Mianhae…”
Eun Ri kembali menegakkan tubuhnya. Ia melihat Onew menatap dirinya, lalu tersenyum padanya. Entah kenapa jantungnya berdebar sangat kencang. Wajahnya pun terasa panas. Ia yakin kali ini wajahnya sudah memerah.
Baru kali ini Eun Ri menjadi seperti ini dihadapan namja yang menarik. Selama ini ia sering bertemu namja yang menarik, namun ia sama sekali tidak pernah mengalami gejala-gejala seperti ini. Apa mungkin ini pertanda bahwa Eun Ri akan melupakan anak laki-laki yang disukainya selama ini ? Eun Ri kembali teringat pada anak itu. Ia sangat menyesal karena tidak sempat menanyakan namanya. Tanpa disadari, Eun Ri sudah mendesah keras, membuat orang-orang di sekitarnya bingung. Lagi-lagi ia sudah melamun.
“Eun Ri ssi… gwaenchana-yo ?” Tanya Onew oppa dengan penuh perhatian. Lagi-lagi Eun Ri merasa jantungnya berdebar-debar karena Onew. Eun Ri tersenyum malu, lalu menjawab pertanyaan Onew, “ah.. Gwaenchana…”
Suasana menjadi hening sejenak. Kemudian Soon Hae bertananya pada kelima namja yang ada di hadapan mereka, “Hmm.. Oppa bisa tolong kami tidak ?”
Eun Ri menengok Soon Hae sesaat. Ia bingung akan apa yang ingin dikatakan Soon Hae. Tiba-tiba terdengar suara Key oppa. “Ah.. ne.. mau minta tolong apa Soon Hi ?? “
Eun Ri terkejut dan rasanya ingin tertawa sekeras-kerasnya mendenger ucapan Key oppa yang salah menyebut nama Soon Hae. “ SOON HAE!! Bukan Soon Hi !!” teriak dirinya dengan lancing kemudian disusul suara tawa yang sudah ditahannya dari tadi. Yang lainnya pun ikut tertawa bersama Eun Ri.
Soon Hae menengok kea rah Eun Ri dan kawan-kawannya, kemudian membelalakan matanya. Suara tawa riang mereka pun lenyap begitu saja. Lalu Soon Hae kembali memusatkan perhatiannya kepada Key, dan tersenyum sambil berkata, “Gwaenchana oppa ! Oppa boleh memanggilku apa saja!” jeda sebentar kemudian, “Bisa minta tolong antarkan kami ke kelas kami?” Eun Ri hanya bisa tertawa dalam hati. Ia berpikir jangan-jangan Soon Hae menyukai Key Oppa? Eun Ri tersenyum memikirkan hal itu.
“Baiklah, ayo cepat! Kami akan mengantar ke kelas. Kelas kalian berada di lantai dua.” Jawab Key Oppa. Eun Ri heran, kenapa Key bisa tau kelas mereka? Padahal belum ada yang memberi tau kelas mereka yang mana. Atau mungkin, seseorang sudah mengatakannya saat ia sedang berpikir yang aneh-aneh tentang Soon Hae dan Key Oppa ? Sepertinya begitu. Ah! Hari ini Eun Ri terlalu sering melamun.

To be continued

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


TAKE OUT WITH FULL CREDITS. DON'T DO ANY PLAGIARISM!!!